VII. Data Pengamatan
7.1 Kromatografi Lapis Tipis
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Disiapkan plat
TLC
|
|
Sampel yang akan
diuji diekstraki dengan metanol:
a.
Buah naga
b.
Bayam
c.
Nanas
d.
Kembang
kertas
e.
Semangka
f.
Wortel
g.
Pepaya
h.
Kentang
i.
Tomat
j.
Kembang
sepatu
|
Hasil dari
ekstraksi sampel dengan metanol yaitu:
a.
Larutan
berwarna merah keunguan
b.
Larutan
berwarna hijau
c.
Larutan
berwarna kuning
d.
Larutan
berwarna merah pudar
e.
Larutan
berwarna merah jernih
f.
Larutan
berwarna oren
g.
Larutan
berwarna oren
h.
Larutan
berwarna coklat pudar
i.
Larutan berwarna
oren pudar
j.
Larutan
berwarna merah
|
Sampel yang telah
diekstraksi ditotolkan ke plat TLC kemudian plat dimasukkan kedalam chamber
yang berisi eluen (n-heksana : etil asetat = 2 ml : 1 ml). Diukur noda yang
bergerak
a.
Buah naga
b.
Bayam
c.
Nanas
d.
Kembang kertas
e.
Semangka
f.
Wortel
g.
Pepaya
h.
Kentang
i.
Tomat
j.
Kembang
sepatu
|
a.
Noda
bergerak dengan jarak noda 3,9 cm dan jarak pelarut 4,8 cm
b.
Jarak noda
0,3 cm dan jarak pelarut 4,8 cm
c.
Jarak noda
3,8 cm dan jarak pelarut 4,8 cm
d.
Jarak noda
2,5 cm dan jarak pelarut 4,8 cm
e.
Jarak noda
3,7 cm dan jarak pelarut 4,5 cm
f.
Jarak noda
3,9 cm dan jarak pelarut 4,5 cm
g.
Jarak noda
3,8 cm dan jarak pelarut 4,5 cm
h.
Jarak noda 0
cm dan jarak pelarut 4,5 cm
i.
Jarak noda
4,1 cm dan jarak pelarut 4,7 cm
j.
Jarak noda 4
cm dan jarak pelarut 4,7 cm
|
7.2 Kromatografi Kolom
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Disiapkan
sampel
|
Digunakan
sampel yang sama seperti kromatografi lapis tipis
|
2.
|
Disiapkan kolom
|
Disumbat kolom dengan kapas, dimasukkan silica gel (fase diam)
kedalam larutan n-heksan lalu dimasukkan ke dalam kolom kromatografi sambil
di ketuk-ketuk agar kolom menjadi padat
|
3.
|
Dimasukkan
sampel
|
Dicampur
sampel dengan silica gel sekitar 1 sudip lalu dimasukkan kedalam kolom
kromatografi
|
4.
|
Dialirkan kolom dengan pelarut
|
Untuk campuran pelarut yang digunakan itu bermacam-macam untuk setiap
sampel sesuai dengan sifat dari sampel tersebut polar, semipolar atau
nonpolar
|
5.
|
Ditampung
tetesan yang keluar dari kolom
|
Tetesan
yang keluar di tampung kedalam botol yang berbeda-beda untuk setiap smapel
yang didasarkan pada perbedaan warna yang keluar.
|
VIII. Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu mengenai Kromatografi Lapis
Tipis dan Kolom. Kromatografi adalah suatu cara memisahkan campuran dengan
memanfaatkan perbedaan kecepatan komponen didalam medium tertntu. Dimana didalam
kromatografi ini komponennya akan dipisahkan melalui dua fasa, yaitu fasa diam
dan fasa gerak. Fasa diam berfungsi untuk menahan komponen dan fasa gerak akan
melarutkan komponen campuran. Dengan prinsip yaitu komponen yang mudah bertahan
fasa diam akan tertinggal sedangkan komponen yang mudah larut akan dilarutkan
atau bergerak didalam fasa gerak.
Menurut
Syamsurizal (2019), prinsip dari kromatografi ini adalah perbedaan gaya adesi
setiap analit terhadap fasa diam maupun fasa gerak. Sehingga masing-masing
komponen dapat dipisahkan. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/
8.1 Kromatografi
Lapis Tipis
Tahap
awal yang praktikan lakukan adalah menyiapkan plat. Dimana plat tipis yang
digunakan dibatasi sepanjang 0,5 cm dibawah. Plat tipis ini berfungsi sebagai
jalnnya adsorben sehingga proses perpindahan analit oleh solvennya dapat
berjalan,
Tahap
selanjutnya yaitu disiapkan eluen. Eluen yang digunakan merupakan campuran dari
n-heksana dan etil asetat dengan perbandingan 2:1. Setiap sampel ditetesi pada
plat yang sudah praktikan beri batas bawah, setiap 1 plat digunakan untuk
menetesi 4 macam sampel. Disini, praktikan menggunakan 10 macam sampel. Yaitu buah
naga, bayam, nanas, kembang kertas, semangka, wortel, pepaya, kentang, tomat
dan kembang sepatu. Setiap sampel
diekstrak sehingga diperoleh sari dari sampel. Sari inilah yang digunakan
sebagai bahan uji. Setiap sampel ditotolkan pada plat tipis dan dimasukkan
kedalam chamber yang berisi eluen yang sudah disiapkan tadi.
Untuk plat tipis pertama yaitu berisi
sampel buah naga, bayam, nanas dan kembang sepatu, diperoleh pengamatan yaitu,
jarak pelarut pada plat sepanjang 4,8 cm dan jarak masing-masing sampel adalah
3,9 cm, 0,3 cm, 3,8 cm dan 2,5 cm. Diperoleh masing-masing nilai Rf yaitu :
0,81 ; 0,06 ; 0,79 ; dan 0,52. Dimana nilai Rf diperoleh dari persamaan :
Selanjutnya untuk plat kedua yaitu
sampel semangka, wortel, pepaya dan kentang, jarak yang ditempuh pelarut adalah
4,5 cm dan jarak yang ditempul sampel masing-masing adalah 3,7 cm, 3,9 cm, 3,8
cm dan 0 cm. Dengan nilai Rf yang diperoleh 0,82 ; 0,86 ; 0,84 dan 0.
Dan plat yang terakhir berisikan sampel
tomat dan kembang sepatu. Jarak yang ditempuh oleh pelarut adalah 4,7 cm dan
jarak yang ditempuh oleh sampel 4,1 cm dan 4 cm dengan masing-masing nilai Rf
0,87 dan 0,85.
Harga Rf senyawa murni dapat
dibandingkan dengan harga-harga Rf yang diperoleh, berlaku untuk campuran
tertentu dari perlarut.
8.2 Kromatografi
Kolom
Persiapan awal pada kromatografi kolom
adalah menyiapkan kolom yang akan digunakan, kolom yang digunakan dapat berupa
alat kolom sebenarnya dari kromatorafi dan jika tidak ada dapat digunakan pipet
tetes. Kolom yang akan digunakan disumbat dengan kapas dan ditetesi dengan
n-heksana yang bertujuan untuk membersihkan. Campuran silika gel dan n-heksana
dicampurkan lalu dimasukkan kedalam kolom dan dipadatkan sampai ½
kolom, campuran ini tidak boleh
retak dan harus padat, jika tidak padat dapat digunakan karet pada pipet tetes.
Untuk sampel dicampurkan 1 sudip silika gel dengan sampel dan diaduk sampai
kering. Sampel dimasukkan kedalam kolom dan diratakan. Disini sampel yang
diguakan sama dengan sampel pada kromatografi lapis tipis.
Untuk sampel pertama adalah buah naga. Pelarut
pada buah naga adalah n-heksana dan etil asetat dengan perbandingan 16 : 2. Pengamatan
yang diperoleh adalah samel turun hampir ½. Setelah dilakukan kromatografi kolom dilakukan lagi
kromatografi lapis tipis dengan 4 tetesan pada 1 plat TLC dimana urutan nya
adalah tetes pertama adalah crude dan tetesan 2,3 dan 4 adalah sampel yang
sudah dikromatografi kolom. Saat setelah di kromatografi lapis tipis yang
bergerak hanyalah crude dan yang lainnya tidak bergerak.
Sampel kedua adalah bayam dengan eluen
n-heksana dan etil asetat dengan perbandingan 5 : 10. Sampel turun sepenuhnya. Dimasukkan
kedalam botol dan warna pada botol 1 adlaah bening, botol 2 hijau, botol 3
hijau pudar dan botol 4 serta 5 berwarna bening. Hasil dari kromatografi lapis
tipisnya adalah tidak ada yang bergerak. Tetapi tetesan 1,2 dan 3 berwarna
kuning cream.
Sampel ketiga adalah Nanas dengan eluen
kloroform : Metanol (3:1). Botol 1 berwarna bening, botol 2 silikanya pecah dan
warnanya keruh, dan botol 3 berwarna bening. Untuk hasil TLC tidak ada yang
bergerak dan tidak ada yang berwarna.
Sampel keempat adalah Bunga Kertas. Dengan
eluen Kloroform. Hasil kromatografi kolomnya adalah pada botol 1 berwarna
bening, botol 2 seperti berminyak, botol 3 agak keruh dan botol 4&5 bening.
Untuk TLC nya hanya crude yang naik dan warnanya adalah cream.
Selanjutnya semangka dengan eluen
n-heksana dan etil asetat (3:1), hasil kromatografi kolomnya adalah sampel yang
ditampung pada botol 1 berwarna bening, pada botol 2 kuning pudar dan botol 3
bening. Hasil TLC crude yang naik dan warnanya kuning.
Sampel berikutnya adalah wortel dengan
eluen n-heksana dan etil asetat (3:2), hasil kromatografi kolom sampel yang
diampung pada botol 1 dan 3 bening sedangkan botol 2 kuning cerah. Hasil TLC
crude bergerak dengan berwarna kuning. Tetesan 1&3 tidak bergerak tetapi
menghasilkan warna digaris batas yaitu cream.
Pepaya, digunakan eluen n-heksana dan
etil asetat dengan perbandingan 3:2. Hasil yang diperoleh adalah pada botol 1
sampel berwarna bening, botol 2 berwarna kekuningan, botol 3&4 bening. Hasil
TLC crudenya bergerak dan berwarna keoranyean. Tetetsan 2 tidak bergerak tetapi
berwarna cream. Tetesan 3 bergerak dan warnanya cream pudar. Tetesan 4 tidak
bergerak tetapi berwarna cream pudar.
Dan sampel terakhir adalah kentang dengan
eluen kloroform dan metanol (15:5). Botol 1 berwarna bening, botol 2 berwarna
seperti minyak sayur, botol 3&4 bening. Hasil TLC adalah crude tidak
bergerak tetapi berwarna abu-abu.
IX. Pertanyaan Paska
1.
Apa itu crude?
2.
Apa saja eluen
yang digunakan untuk sampel semangka dan wortel pada kromatografi kolom?
3.
Jika dimisalkan
pada saat ingin melakukan kromatografi kolom, kita tidak memiliki kolom maka
apa yang harus kita lakukan sehingga kromatografi dapat berlangsung?
X. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah:
1.
Teknik pemisahan
KLT merupakan teknik kromatografi planar dimana zat-zat dipanaskan/dipisahkan
berdasarkan perpindahan migrasi zat terlarut dengan fasa diam dan fasa gerak.
2.
Pemisahan suatu
senyawa dan campurannya dapat dipisahkan dengan mengamati jarak noda pada lapis
tipis dengan TLC.
3.
Keakuratan pemisahan
dengan metode KLT tergantung pada pemiliha adsorben sebagai fasa diam,
kepolaran pelarut, ukuran kolom terhadap jumlah material dan laju fasa gerak.
XI. Daftar
Pustaka
Fitryan. 2011. Identifikasi Flavonoid dan Buah Tumbuhan
Mempelas. Jurnal Penelitian Sains. Vol. 12(3).
Respati. 2014. Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB.
Syamsurizal. 2019. Teknik Pemisahan dengan Kromatografi. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/ . Diakses pada tanggal 16 April 2019.
Taeuchi. 2009. Kromatografi. Makassar: UNHAS.
Underwood. 2012.
Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
XII. Lampiran
Gambar 12.1 Kromatografi Kolom Buah Naga |
Gambar 12.2 Pemadatan Silika Gel |
Gambar 12.3 Proses Kromatografi Semangka |
Gambar 12.4 Proses TLC |
Gambar 12.5 Sampel |
Saya suci A1c117081 akan menjawab pertanyaan no 3
BalasHapusMenurut saya Kita dapat menggunakan pipet tetes yang karet nya sudah dilepaskan agar bisa dimanfaatkan menjadi kolom.
Putri Ayu Indah Lestari (05) akan menjawab pertanyaan nomor 1 mengenai crude. Crude adalah contoh sampel yang digunakan dalam percobaan. Sampel disini meliputi sampel hasil ekstrak murni.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya Yuli Asriani (039). Akan menjawab pertanyaan nor 2. Bahwa eluen yang digunakan ialah untuk Semangka n-heksana dan etil asetat (3:1)
BalasHapusWortel n-heksana dan etil aserat (3:2). Terimakasih