I.
Judul : Kromatografi Lapis
Tipis dan Kolom
II. Hari,tanggal :
Kamis, 18 April 2019
III.
Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya
percobaan ini adalah:
1.
Dapat mengetahui
apa itu Kromatografi lapis tipis.
2.
Dapat memahami
teknik-teknik dasar kromatografi lapis tipis dan kolom.
3.
Dapat memisahkan
suatu senyawa dari campurannya dengan kromatograf lapis tipis dan memurnikannya
dengan kolom.
IV.
Landasan Teori
Kromatografi merupakan salah satu cara pemisahan
campuran dari senyawanya menjadi komponen yang berdasarkan perbedaan sifat
fisik masing-masing komponen. Alat yang digunakan terdiri dari kolom yang mana
diisi dengan fasa stasioner baik berupa padatan atau cairan. Campuran yang akan
dipisahkan dimasukkan kedalam kolom dari ujung saty dan campuran akan bergerak
kedalam dengan bantuan fasa gerak yang cocok. Pemisahan dicapai oleh perbedaan
laju turun masing-masing komponen dalam kolom, yang ditentukan oleh kekuatan
adsorbsi atau koefisien partisi antara fase diam (Tauechi, 2009).
Dalam semua teknik kromatografi, zat-zat yang terlarut
akan bermigrasi sepanjang kolom, contohnya dalam kromatografi kertas atau lapis
tipis, dan dasar pemisahannya terletak dalam laju pemiindahan yang berbeda
setiap larutan. Kita boleh menganggap laju perpindahan sebagai hasil dari dua
faktor yang satu cenderung menggereakkan zat terlarut itu dan yang lain
menahannya. Perbedaan yang kecil antara zat terlarut dalam kekuatan adsorpsi
dan interaksinya dengan pelarut yang bergerak menjadi dasar pemisahan bila
molekul-molekul zat terlarut itu berulang kali menyebar, diantara dua fase itu
keseuruhan panjang kolom (Underwood, 2002).
Pada kromatografi lapis tipis, bahan penyerap yang
diletakkan akan menyebar pada plat kaca. Alumunium ataupun plastik. Penerapan TLC
diawali dengan penyerapan plat dengan suspensi bahan penyerap. Larutan sampel
dengan dalam pealrut yang mudah menguap disiapkan dan ditotolkan diatas plat
dengan konsentarsi yang cukup. Identifikasi senyawa dilakukan dengan menghitung
dan membandingkan harga Rf. Semua zat yang terpisah dengan Rf zat autentik. Untuk
ketelitian adakalanya campuran sengaja di beri zat autentik dan dikembangkan
sekaligus. Kromatografi
kolom merupakann teknik penting untuk pemisahan skala preparatif dari beberapa
mg sampai puluhan gram (Fitryan, 2011).
Menurut Respati (2014), hal terpenting dari suatu kromatografi
adalah fase stasioner dan fase mobile. Kromatografi dibagi menjadi beberapa
jenis jika dilihat pada jenis fase mobil dan mekanisme pemisahannya :
1.
Fase Mobile :
Kromatografi Cair, Kromatografi Gas, Adsorbsi dan Pertisi.
2.
Mekanisme :
Kromatografi Pertukaran Ion dan Kromatografi Gel
3.
Fase Stasioner :
Kromatografi Kolom, Lapis Tipis dan Kertas.
Didalam Kromatografi,
prinsip pemisahannya berdasarkan pada komponen penyusun suatu zat yang dimana terletak
pada perbedaan afinitas atau gaya adhesi dari setiap jenis analit terhadap fasa
diam dan fasa gerak yang mana akan menyebabkan masing-masing komponennya
terpisah satu sama lain. Semakin kuat adsorbsi suatu analit terhadap fasa diam
serta jika kelarutan yang kecil terhadap fasa gerak, maka waktu tinggalnya
dalam kolom lebih lama dibandingkan dengan analit yang adsorbsinya lemah dan
kelarutan tinggi (Syamsurizal, 2019 http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/ ).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
· Plat TLC
· Gelas Piala
· Pipet Tetes
· Alat Kromatografi Kolom
· Gelas ukur
5.2 Bahan
· Etanol
· Metanol
· Klorofom
· Etil asetat
· N-heksan
· Aseton
· Ekstark tanaman
· Aquades
· Glass Wool
· Silika gel
VI. Prosedur Kerja
A.
Kromatografi Lapis Tipis
-
Siapkan Plat TLC
- Dibuat
larutan pengembang dalam gelas piala 1L dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform : Etil- Asetat : n-heksan :
Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
- Dibuat
10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
-
Masing- masing diambil larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan (
ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
-Keringkan
noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup)
-
Masukkan pelat ke dalam bejana pengembang
-
Biarkan proses ini berlangsung sampai garis dmencapai 1 cm dari tepi atas pelat
- Angkat
pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan dengann
serium sulfat
- Hitung
dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
B.
Kromatografi Kolom
-
Siapkan 10 ekstrak daun
-
Siapkan kolom kromatografi
- Sumbat
bagian bawah kolom dengan glass wool
-
Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
-
Larutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
-
Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
- Pelarut
harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
-
Tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih
dan dipisahkan berdasarkan warnanya.
Link Video :
https://www.youtube.com/watch?v=kQ1TxvFDLB8
Pertanyaan :
1. Kromatografi Kolom digunakan untuk apa?
2. Fase gerak dan fase diam apa yangdigunakan pada kromatografi kolom?
3. Bagaimana cara membuat fase diam?
saya melisa oktapiani (043) akan menjawab pertanyaan no 1. metode yang handal untuk memurnikan campuran dan memperoleh produk yang diinginkan dan kemurnian tinggi berdasarkan perbedaa anatara retensi komponen campuran dengan kolom.
BalasHapussaya Tria Pradina Loke(075) akan menjawab pertanyaan no.2. fase diam yang digunakan pada percobaan ini yaitu silika. sedangkan fase gerak yang digunakan campuran antara pelarut non polar seperti heksana dan etil asetat
BalasHapusMuhammad Yamin (A1C117047) mencoba menjawab pertanyaan no 3 siapkan bubur dengan menambahkan sampel elemen ke ur silika Anda, campur cepat dengan batang gelas dan tuangkan dengan lembut ke dalam kolom kaca
BalasHapus