7.1 Analisa Unsur
a. Karbon dan Hidrogen
b. Halogen
* Tes Beilstein
*Tes CaO
c. Metode Leburan dengan Natrium
-Belerang
-Nitrogen
-Halogen
7.2 Kelarutan
a. Kelarutan Dalam Air
b. Kelarutan Dalam Eter
c. Kelarutan Dalam NaOH 5%
d. Kelarutan
dalam NaHCO3 5%
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan jernih, dan
menimbulkan gas CO2 (+)
|
2.
|
Tepung
|
Larutan keruh dan terdapat gelembung
gas
|
3.
|
Minyak
|
Larutan jernih, hal
ini menandakan minya telah larut (+)
|
4.
|
Putih telur
|
Larutan jernih dan terdapat busa
|
e. Kelarutan
dalam HCl
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan jernih, hal
ini menandakan bahwa gula larut dalam HCL (+)
|
2.
|
Tepung
|
Mula-mula larutan keruh, kemudian di
saring dan dinetralkan dengan NaOH
larutan menjadi jernih (+)
|
3.
|
Minyak
|
Larutan jernih,
namun ada batas antara keduanya
|
4.
|
Putih telur
|
Larutan keruh, dan terdapat endapan
|
f. elarutan dalam H2SO4 Pekat
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan berwarna
kuning jernih, gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman.
|
2.
|
Tepung
|
Tidak ada suhu panas yang terjadi dan
tidak muncul gelembung CO2
|
3.
|
Minyak
|
Larutan jernih, hal
ini menandakan bahwa minya larut (+)
|
4.
|
Putih telur
|
Larutan keruh serta terdapat gumpalan
di atas
|
g. Kelarutan
dalam H3PO4 Pekat
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan jernih, Hal
ini menandakan bahwa gula larut (+)
|
2.
|
Tepung
|
Jernih, namun tepung mengendap.
|
3.
|
Minyak
|
Larutan keruh, dan
ada batas antara minyak dengan H3PO4
|
4.
|
Putih telur
|
Larutan jernih, hal ini menandakan
bahwa putih telur larut dalam H3PO4
|
VIII. Pembahasan
Pada perobaan ini yaitu mengenai Analisis Kualitatif Unsur-Unsur Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan yang pada umumnya bertujuan untuk mengetahui prinsip dasar tahapan kerja serta dapat menganalisis senyawa unknow. Dalam percobaan ini tidak semua percobaan dilakukan, ada salah satu percobaan yang tidak praktikan lakukan yaitu Metode Larutan Dengan Natrium dikarenakan bahan Na yang tidak tersedia di Laboratorium. Selebihnya semua percobaan di lakukan.
8.1 Analisis Unsur
Dalam
analisis senyawa organik, uji awal yang perlu dilakukan adalah
pemeriksaan sifat-sifat fisik yang melipti bentuk, warna, bau, titik
didih, dan titik leleh. Kemudian di lanjutkan dengan
melarutkan/melakukan analisis terhadap unsur-unsur lain yang menyusun
senyawa organik. Senyawa organik terutama tersusun oleh unsur C
(karbon). Namun dalam senyawa organik tidak hanya ditemukan unsur
Karbon, terdapat unsur-unsur lain yang berikatan dengan atom Karbon
tersebut seperti Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur dan Halogen.
8.1.1 Karbon dan Hidrogen
Pada percobaan
analisis pertama yaitu Analisis Karbon dan Hidrogen. Berdasarkan literatur yang
telah di baca, terkhusus untuk karbon ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
dengan cara reaksi pengarangan dan percobaan pemanasan. Dalam percobaan ini
praktikan melakukan identifikasi karbon dengan cara pemanasan serbuk CuO kering
dan pencampuran gula. Adapun fungsi gula ditambahkan dalam percobaan ini
dikarenakan gula mengandung senyawa organik yang akan di uji. Pada dasarnya
ketika gula ditambahkan dan tembaga (II) oksida atau serbuk CuO dipanaskan pada
labu erlenmeyer tidak terjadi ciri-ciri adanya reaksi kimia, warna tidak
berubah .Tetapi didalam literatur saat pemanas dilakukan seharunya warna
berubah menjadi merah kehitaman seperti warna obat luka (bethadine). Fungsi
dari CuO disini adalah untuk mempercepat proses reaksi dari pembakaran gula dan
hal ini dikarenakan CuO dapat bekerja sebagai oksidator atau tugasnya mereduksi
gula sedangkan gula akan menjadi pereduksi atau mengoksidasi CuO. Pembakaran
gula menghasilkan gas yang kemudian dialirkan dengan pipa pengalir gas ke labu
Erlenmeyer lainnya yang berisi air kapur Ca(OH)2 setelah gas
bercampur dengan air kapur maka air kapur akan mengeruh dan menghasilkan
endapan CaCO3 dengan reaksi :
Ca(OH)2 + CO2 →
CaCO3 + H2O
Namun percobaan
berlangsung tidak ditemukannya endapan. Dalam percobaan terlihat adanya air
yang mengembun akibat pembahasan pada dinding-dinding tabung reaksi, maka itu
adalah identifikasi adanya unsur H. Sehingga dapat disimpulkan pada senyawa
organik tersebut adanya unsur C dan H.
8.1.2 Halogen
-Tes Bellstein
Pada dasarnya analisis
unsur Halogen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu tes Bellstein dan tes CaO.
Percobaan Bellstein adalah percobaan pendahuluan terhadap halogen. Percobaan ini
erdasarkan sifat beberapa senyawa dengan pemijaran dengan oksida tembaga
membentuk senyawa tembaga yang menguap dan berwarna.
Mengidentifikasi dua
unsur yaitu N dan Halogen dengan prinsip memijarkan zat dengan kawat tembaga.
Pada percobaan
Bellstein, ujung kawat tembaga yang ditetesi dengan larutan CCl4 dan
dipanaskan akan menghasilkan warna nyala hijau kebiruan pada ujung kawat
tembaga.
Selanjutnya adalah
Analisis Unsur Halogen dengan CaO. Mula-mula CaO dipanaskan sampai suhu tinggi,
tidak ada perubahan yang terjadi. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes CCl4,
disini digunakan benzena, warna larutan tetap bening. Kemudian didinginkan dan
diteruskan didihkan dengan 5 mL air suling, warna menjadi keruh dan terdapat
gelembung. Setelah di didihnkan dituangkan ke dalam gelas kimia yang berisi 3
mL HNO3 encer, warnanya berubah menjadi jernih. Ketika ditambah AgNO3
encer berubah menjadi keruh/coklat.
8.1.3 Metode Leburan Dengan Natrium
Pada percobaan
analisis unsur S dan N dengna metode leburan dengan Natrium tidak dilakukan
karena tidak ada bahan. Berikut penjelasan yang didapat dari literatur, antara
lain:
Pada percobaan logam
Na dipanaskan di dalam tabung reaksi di campurkan dengan camouran yang
mengandung S dan N. Membuat filtrat lassaigne terlebih dahulu lalu di
perlakukan dengan percobaan lain yang sesuai. Selain itu, pada prisnipnya pada
unsur N tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi warna biru
berlin.
Cara membuat filtrat
lassaignenya terlebih dahulu adalah sebagai berikut : prinsipnya adalah
terbentuknya senyawa NaCN pada zat yang mengandung unsur N dengan peraknya
adalah Na, caranya adalah dengan memasukkan Na kedalam tabung reaksi dan
menambahkannya dengan zat yang akan diamati. Panaskan hingga memijar, miringkan
tabung sedikit agar lebih tercampur. Kemudian didinginkan, setelah itu
ditambahkan air, aduk, dididihkan sebentar, lalu disaring dengan kertas saring.
Filtrat yang dihasilkan harus jernih. Apabila tidak jernih maka destruksi tidak
sempurna dan percobaan harus diulangi kembali.
Kemudian filtrat
lassaigne yang telah dibuat digunakan untuk mengidentifikasi adana unsur N. Patokannya
adalah adanya perubahan warna menjadi biru berlin.
-Belerang
Pada percobaan ini
praktikan diharuskan untuk menentukan apakah pada uji belerang terdapat
belerang atau tidak. Pada saat melakukan praktikum diambil 1-2 mL larutan L. Kemudian
di asamkan dengan asam asetat, hasil yang diperoleh adalah warna campuran
adalah bening. Dalam hal ini digunakan asam asetat dikarenakan sifat asam yang
mudah larut dalam air dan berfungsi untuk memperbesar kelarutan sehingga reaksi
akan mudah dan cepat bereaksi. Kemudian ditambakan beberapa tetes Pb-Asetat
10%, saat dididihkan larutan naik kepermukaan tabung, kertas saring basah dan
terdapat gelembung seperti minyak. Selanjutnya sampel ditambah 1-2 tetes
larutan Na-nitroprosida, larutan berubag dari bening ke kuning jernih.
Jika dilihat dari
literatur, tanda adanya belerang adalah saat ditambahkan timbal asetat muncul
endapan coklat. Tetapi pada percobaan ini, praktikan tidak melihat adanya
endapan coklat. Maka dapat disimpulkan bahwa didalam larutan L tidak ada unsur
belerang. Ini sesuai, dikarenakan larutan L yang digunakan adalah NaOH yang
tidak ada unsur belerang.
-Nitrogen
Pada percobaan ini hal
yang pertama yang harus dilakukan adalah larutan sampel diambil 1 mL kemudian
ditetes dengan 5 tetes FeSO4, timbul gumpalan coklat kehitaman. Selanjutnya
ditambah 1 tetes FeCL3 warnya berubah menjadi kuning. Ketika ditambah
5 tetes larutan KF gumplan tadi menyebar. Dimasukkan 2 mL NaOh gumpalan yang
menyebar tadi buyar dan turun ke dasar gelas kimia. Saat dpanaskan terdapat
warna putih dipinggiran gelas kimia dan warna kuning ditengah-tengah dasar
gelas kimia. Dididinginkan dan diasamkan dengan H2SO4
encer sebanyak 5 tetes muncullah endapan biru berlin.
-Halogen
Mula-mula diambil
larutan L 3 mL dan diasamkan dengan HNO3, tidak ada perubahan. Dipanaskan
selama 5 menit, baru muncullah letupan-letupan menggelegak sebelum 5 menit
pemanasan. Kemudian praktikan menambahkan 5 mL larutan AgNO3 dimana
fungsi penambahan ini adlaah agar terbentuknya endapan putih yang menandakan
adanya halogen. Tetapi saat ditambah AgNO3 warnanya menjadi abu-abu
kecoklatan. Saat dididihkan muncul lapisan abru. Dimana, lapisan pertama
terletak diatas dan berwarna abu-abu kecoklatan tebal, lapisan kedua adalah cairan
being berwarna abu-abu dan lapisan ketiga sama seperti lapisan pertama di dasar
tabung reaksi.
Dari pengamatan, disimpulkan tidak ada
halogen karena larutan L adalah NaOH.
8.2 Penentuan Kelas Kelarutan.
Pada percobaan penentuan kelas kelarutan yang akan dicoba
pada beberapa pelarut baik polar maupun nonpolar. pada dasarnya uju kelarutan
ini yaitu uji kelarutan organik bertujuan untuk mengetahui mengapa suatu
senyawa dapat arut dan dapat menentukan apakah suatu senyawa termasuk basa kuat
atau basa lemah, asam kuat atau asam lemah.
8.2.1 Kelarutan Dalam Air
Pengujian pertama adalah 4 macam sampel yang akan di uji
kelarutannya didalam air. Sampel pertama adalah Gula, gula merupakan senyawa
organik. Saat dilarutkan didalam air, pengamatan yang ada adalah larutan
berwarna jenih. Pengujian ini tanpa diserta dengan pengadukan. Menurut literatur,
jika larutan berwarna jernih, maka hal ini menandakan bahwa gula dapat larut di
dalam air.
Sampel kedua adalah tepung. Saat dilarutkan didalam air
tanpa penadukan, warna larutan keruh. Maka tepung tidak larut didalam air. Mengapa
tepung tidak larut ? karena didalam tepung terdapat suatu protein yang tahan
akan air yaitu gluten. Gluten berfungsi untuk menahan agar adonan kenyal dan
dapat terbentuk.
Sampel ketiga adalah minyak. Minyak dicampur dengan air,
larutan berwarna jernih. Tetapi ada pembatas antara minyak dan air. Minyak berada
di bagian atas dan air dibawah. Hal ini terjadi karena air adalah molekul polar
sedangkan minyak adalah molekul non polar. Cairan polar akan larut dalam cairan
polar lainnya, dan begitu juga dengan cairan non polar. Air membentuk ikatan
hidrogen antara atom oksigen dan hidrogen. Ketika air bertemu molekul minyak
yang notabene adalah nonpolar, molekul air hanya akan menempel pada molekul
organik. Lalu, alasan mengapa minyak selalu berada di atas air adalah karena
massa jenis minyak yang lebih kecil daripada massa jenis air.
Sampel terakhir adalah putih telur. Saat putih telur
dimasukkan kedalam air, warna menjadi keruh dan terdapat busa.
8.2.2 Kelarutan Dalam Eter
Pada percobaan ini eter digantikan
dengan benzene. Digunakan 4 sampel yang sama dengan kelarutan dalam air. Yaitu gula,
tepung, minyak dan putih telur yang dimana ke empatnya adalah senyawa organik.
Saat gula
dilarutkan dalam benzene, larutan jernih. Dikatakan oleh literatur gula tidak
larut jika dicampurkan dengan benzene. Benzene bersifat non polar sedangkan
gula notabene adalah senyawa polar maka tidak akan larut didalam benzene.
Tepung ketika
campurkan dengan benzene larutan menjadi keruh dan tepung sedikit larut.
Minyak saat
dicampurkan dengan benzene larutan menjadi jernih, hal ini menandakan bawah
minyak larut dalam benzene.
Dan yang
terakhir adalah putih telur, saat di campurkan dengan benzene, larutan menjadi
jernih tetapi ada batas antara keduanya.
8.2.3 Kelarutan Dalam NaOH 5%
Sampel yang digunakan masih sama. Saat
gula dicampurkan dengan NaOH 5% larutan berwarna jernih, hal ini menandakan
bahwa gula larut dalam NaOH 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa gula dan NaOH
sama-sama polar.
Tepung ketika dicampurkan dengan
NaOH 5% larutan keruh. Artinya tepung tidak larut dalam NaOH 5%.
Minyak saat dicampurkan dengan NaOH
5% larutan keruh dan ada batas di antara keduanya. Minyak merupakan molekul
nonpolar amak tidak akan larut dalam NaOH yang notabene adalah molekul polar. Sesuai
dengan sifat Like Dissolve Like yaitu senyawa akan melarutkan senyawa lain
yang mempunyai sifat yang sama.
Putih telur larut karna larutannya
jernih tetapi terdapat busa.
8.2.4 Kelarutan Dalam NaHCO3 5%
Sampel pertama adalah
Gula. Saat dilarutkan dengan NaHCO3 5% larutan jernih dan
menimbulkan gas CO2 maka gula larut dalam NaHCO3 5%.
Tepung saat dicampurkan dengan NaHCO3
5% larutan berwarna keruh dan terdapat gelembung gas, maka tidak larut.
Minyak ketika dilarutkan dalam NaHCO3
5% larut, karena larutan jernih. Dan putih telur larut karena memberikan warna
jernih.
8.2.5 Kelarutan Dalam HCl
Gula memberikan larutan jernih maka
larut didalam air. Tepung saat pertama dilarutkan dengan HCl mula-mula keruh,
kemudian disaring dan dinetralkan dengan NaOH larutan menjadi jernih. Minyak larut
karena jernih tetapi memberikan batas di
antara keduanya. Dan putih telur tidak larut karena larutan keruh dan terdapat
endapan.
8.2.6 Kelarutan Dalam H2SO4 Pekat
Gula saat dilarutkan, larutan
berwarna kuning jernih, gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman. Hal ini
dapat dijelaskan, asam sulfat akan menghilangkan air dari gula dalam reaksi
eksoterm, melepaskan panas, uap, dan gas sulfur oksida.
Tepung, tidak ada suhu panas yang
terjadi dan tidak muncul gelembung CO2. Minyak, larutan menjadi
jernih dan menandakan bahwa larut. Putih telur larutan keruh serta terdapat
gumpalan, maka tidka larut.
8.2.7 Kelarutan Dalam H3PO4 Pekat
Gula,
larutan jernih dan menandakan bahwa larut. Tepung, larutan jernih tetapi
terdapat endapan tepung, maka tidak larut. Minyak, larutan keruh dan ada batas
antara minyak dengan H3PO4 pekat. Dan yang terakhir
adalah Putih telur, larutan jernih hal ini menandakan bahwa putih telur larut.
IX. Pertanyaan Paska Praktikum
1. Pada uji
Halogen, terdapat penambahan AgNO3. Apakah fungsi ditambahnya
AgNO3 ?
2. Mengapa saat analisis karbon dan halogen, CuO dicampur
dengan gula?
3. Berdasarkan tabel pengamatan, mengapa minyak tidak dapat larut didalam air?
3. Berdasarkan tabel pengamatan, mengapa minyak tidak dapat larut didalam air?
X. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisis kualitatid adalah suatu pemeriksaan atau proses kimia yang menguji adanya ion
atau unsur dalam suatu senyawa. Analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk menge-
tahui ada atau tidaknya suatu unsur yang ditetesi dalam suatu sampel.
2. Setiap pembakaran senyawa karbon menghaslkan gas karbon dioksida dan uap cair serta
senyawa yang mengandung unsur karon jika di bakar akan menghasilkan zat yang berwa
rna hitam.
3. Uji kelarutan merupakan zat yang atau salah satu cara untuk mennetukan golongan serta
karakteristik masing-masing gugus fungsinya dimana digunakan senyawa unknow dari
percobaan yang termasuk golonan IA karena senyawa tersebut larut dalam NaOH 5%
dan larut dalam NaHCO3 5%.
4. Percobaan lassaigne digunakan untuk memperoleh hasil fitrat lassaigen untuk mengide-
ntifikasi unsur N,S,P dan Halogen.
XI. Daftar Pustaka
Cahyono. 2012. Jurnal Fisika. Bandung: ITB.
Mu’nisa. 2010. Aktivitas
Antioksidan Ekstraksi Daun Cengkeh. Bandung: ITB
Sulto. 2016. Ilmu
Kimia Organik. Jakarta: Rineka Cipta
Syamsurizal. 2019. Analisis
Kualitatif Senyawa Organik. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36.
(Diakses pada 21 Februari 2019).
Widjaja, B. 2014. Optimalisasi
Ekstraksi dan Uji Stabilitas Phycicyanin dari Mikroalga Spirulina Platensis. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol 2 No.
2 : 61-67.
AssAssalmuaikum wr. Wb
BalasHapusSaya akan mencomencoba menjawa pertanyaan no 1 yaitu dengan menambahkan AgNO3 dimana fungsi penambahan ini yaitu agar terbentuk endapan putih yang menandakan adanya halogen
Saya Muhammad Yamin (A1C117047) No 3. Karna air adalah senyawa polar sedangkan minyak non polar. Maka air tidak dapat melarutkan senyawa yg non polar. Sesuai asas Like Dissolve Like.
BalasHapussaya melisa oktapiani (NIM 043). untuk pertanyaan no 2, karena CuO disini berperan dalam proses mempercepat reaksi pembakaran gula dengan bekerja sebagai oksidator atau tugasnya mereduksi gula. sedangkan gula akan menjadi pereduksi atau mengoksidasi CuO.
BalasHapus